1. Ternak Sapi
Penyusunan ransum sapi Bali baik untuk penggemukan, pertumbuhan, menyusui dan bunting harus disesuaikan dengan kebutuhan ternak itu akan bahan kering (BK), total Digestible nutrient (TDN), protein kasar (PK), metabolic energy (ME), calsium (Ca) dan phosphor (P). Contoh komposisi bahan pakan seperti Tabel 2.2. Sementara itu, kebutuhan ternak akan bahan kering, dan pakan kasar, ME, Ca dan P tergantung dari jenis kelamin ternak, umur ternak, dan tujuan pemeliharaan.
No | Nama Bahan | Berat Bahan (kg) | BK (kg) | PK (kg) | TDN (kg) | ME (Mcal) | Ca (kg) | P (kg) |
1 | Rumput Benggala | 18,375 | 7,350 | 0,36 | 3,33 | 11,834 | 0,0184 | 0,0191 |
2 | Daun Lantoro | 5,412 | 1,575 | 0,365 | 0,994 | 4,325 | 0,00346 | 0,005 |
3 | Dedak Padi | 1,191 | 1,024 | 0,143 | 0,897 | 3,3997 | 0,0010 | 0,008 |
4 | Bungkil Kelapa | 0,641 | 0,551 | 0,119 | 0,430 | 1,570 | 0,055 | 0,004 |
Total | 25,619 | 10,5 | 0,987 | 5,651 | 21,055 | 0,055 | 0,0361 | |
Yang Diperoleh | | 10,5 | 9,4% | 53,8% | 2,0Mcal/kg | 0,52% | 0,34% |
Susunan ransum sapi bali bunting yang beratnya badanya 300 kg dengan komposisi pakan rumput benggala 70% dan daun lantoro 30% telah mendekati standar gizi ternak itu. Kadar protein : 1,09/10,5 x 100% = 10,40 lebih tinggi dari standar 5,9%, demikian juga Ca yang diperoleh : 0,0877/10.5 x 100% = 0,83% lebih tinggi dari yang dibutuhkan yaitu 0,21%. Kadar TDN yag diperoleh : 5.32/10,5 x 100% = 50,7% lebih rendah dari yang dibutuhkan yaitu 56%, tetapi ME yang diperoleh : 20,339/10,5 = 1,9 Mcal.kg tepat sama dengan yang dibutuhkan yaitu 1,9 Mcal/kg.
Kebutuhan Nutrisi Sapi Bali
Bobot | Sapi Bali | Tambahan Bobot | Makan-an BK | Makanan Kasar | PK (%) | TDN (%) | ME Mcak/kg | Ca (%) | P (%) |
150 | Jantan | 0,0 0,7 | 2,8 3,9 | 100 55 | 8,7 12,6 | 55 70 | 2,0 2,5 | 0,18 0,46 | 0,18 0,36 |
200 | Jantan | 0,0 0,7 | 2,8 5,7 | 100 75 | 8,7 10,5 | 55 64 | 2,0 2,3 | 0,18 0,23 | 0,18 0,28 |
150 | Betina | 0,0 0,5 | 2,8 4,1 | 100 75 | 8,7 11,0 | 55 61 | 2,0 2,2 | 0,18 0,34 | 0,18 0,29 |
200 | Betina | 0,0 0,5 | 3,5 6,0 | 100 75 | 8,5 10,2 | 55 64 | 2,0 2,3 | 0,18 0,32 | 0,18 0,27 |
300-400 | Bunting | - | 10,5 | 85 | 5,9 | 56 | 1,9 | 0,21 | 0,20 |
300-400 | Menyusui | - | 10,8 | 85 | 10,9 | 55 | 2,0 | 0,24 | 0,38 |
2. Ternak Kambing
Pada ternak kambing, Periode awal kebuntingan berlangsung selama 3-4 bulan pertama usia kebuntingan dan periode akhir kebuntingan berlansung selama 1-2 bulan sebelum melahirkan.
Selama awal masa kebuntingan tingkat kebutuhan induk akan nutrisi tidak berbeda jauh dengan kebutuhan induk yang tidak bunting. Oleh karena itu, kondisi pakan yang diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok (maintenance). Dengan kata lain, induk cukup diberikan pakan hijauan dengan kualitas yang baik (tanaman muda, rasio daun/batang tinggi) dalam jumlah tidak terbatas (15-20% dari bobot tubuh) dan diberikan 2-3 kali dalam sehari. Apabila kondisi pakan ini dapat dipenuhi, maka pemberian konsentrat tidak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutris induk. Salah satu indikasi yang mudah digunakan untuk mengetahui apakah jumlah hijauan yang diberikan sudah mencukupi adalah ada tidaknya sisa pakan pada keesokan harinya. Kombinasi rumput dengan tanaman legum seperti Glirisidia, Lamtoro, Kaliandra ataupun Indigospera sangat bermanfaat. Daun legum dapat diberikan sebanyak 500-1000 g/ekor/hari dalam bentuk segar, tergantung ketersediaan bahan. Apabila ketersediaan legum sangat terbatas, pemberiannya dapat dilakukan secara berselang atau intermittent. Induk kambing yang belum terbiasa dengan salah satu jenis legume tersebut biasanya membutuhkan waktu adaptasi selama 1-2 minggu sebelum mampu mengkonsumsi dalam jumlah banyak.
Dalam periode akhir masa kebuntingan (1-2 bulan sebelum melahirkan) kebutuhan nutrisi induk meningkat secara tajam, oleh karena pada periode ini pertumbuhan janin dalam kandungan meningkat tajam. Penggunaan pakan konsentrat yang mengandung banyak energy, protein dan vitamin perlu dipertimbangkan. Dalam periode ini peningkatan asupan nutrisi diperlukan untuk:
a. pertumbuhan janin secara maksimal dan
b. pembentukan cadangan lemak dan protein dalam tubuh induk agar dapat digunakan sebagai sumber nutrisi selama masa menyususi.
Pakan konsentrat dari bahan baku yang tersedia secara lokal sangat baik diberikan kepada induk kambing sedang bunting tua dan sedang menyusui.
3. Ternak Domba
Perawatan selama kebuntingan lebih mudah karena kebutuhan pakan baik kualitas maupun kuantitas antara individu ternak yang satu dengan yang lainnya relatif sama. Pada saat kebuntingan induk memerlukan tingkat protein yang lebih tinggi. Untuk itu, saat ini perlu diberikan 3 bagian rumput dan tiga bagian dedaunan . Berat tubuh induk harus terus bertambah pada saat kebuntingan ini. Masa kebuntingan seekor ternak domba adalah sekitar 150 hari. Sekitar 6 minggu sebelum beranak kualitas pakan harus lebih ditingkatkan lagi. Untuk itu perlu ditambah dengan biji-bijian atau dedak padi sebanyak 2-3 gelas per ekor per hari. Pada saat ini ternak yang tidak bunting sudah dapat terlihat jelas. Dengan demikian ternak-ternak yang tidak bunting ini dikeluarkan dari kelompok ini. Beri pakan yang lebih rendah kualitasnya agar tidak terjadi pemborosan atau dapat juga dijual.
4. Ternak Babi
Babi adalah ternak monogastric dan bersifat prolific (banyak anak tiap kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat dipasarkan. Selain itu ternak babi efisien dalam mengkonversi berbagai sisa pertanian dan restoran menjadi daging oleh sebab itu memerlukan pakan yang mempunyai protein, energi, mineral dan vitamin yang tinggi.
Babi adalah ternak monogastric dan bersifat prolific (banyak anak tiap kelahiran), pertumbuhannya cepat dan dalam umur enam bulan sudah dapat dipasarkan. Selain itu ternak babi efisien dalam mengkonversi berbagai sisa pertanian dan restoran menjadi daging oleh sebab itu memerlukan pakan yang mempunyai protein, energi, mineral dan vitamin yang tinggi.
Tabel Konsumsi Ransum dan Air Minum Babi Menurut Umur / Periode
UmurFase Produksi | Macam Ransum | Konsumsi(kg/hari/ekor) | Air minum (l/ekor/hari) |
1-4 mg 4-8 mg 8-12 mg 12-16 mg 16-20 mg 20 – di jual Induk / Bibit Dara (6 bln) Jantan (6 bln) Induk Kering Bunting Induk Laktasi | Susu Pengganti Pre Starter Starter Grower Grower Finisher Grower Grower Bibit Bibit Bibit Bibit | 0.02-0.05 0.5-0.75 1.00-1.25 1.5-2.00 2.25-2.75 2.75-3.5 1.5-2.00 1.5-2.00 2.50-3.50 2.00-2.50 3.00-4.50 2.00-2.50 | 0.25-0.5 0.75-2.0 2.0-3.5 3.5-4.0 4.0-5.0 5.0-7.0 6.0-8.0 6.0-8.0 7.0-9.0 7.0-9.0 15.0-20.0 7.0-9.0 |
Ket : Konsumsi Tergantung pada : Bentuk pakan, Jenis Pakan, Kandungan Ransum, Kepadatan kandang, Suhu Lingkungan, Stress dan Manajemen.
Kandungan protein (asam-asam amino) ransum yang optimal pada ransum babi harus pula memperhatikan kandungan energinya, hal ini disebabkan karena sejumlah energi tertentu dibutuhkan per tiap gram protein dengan demikian protein dapat digunakan efisien untuk pertumbuhan, kebutuhan lisin ternak babi yang sedang tumbuh dengan berat badan 35 – 60 kg adalah 0,61% (Sihombing, 1997). Huges dan Varley, (1980) menyatakan selain kebutuhan asam amino perlu juga diperhitungkan keseimbangan protein dan energi untuk menjaga pertumbuhan babi yang optimal.
posting by: rike dumbi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar